BeritaBidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

KONTROL PENDERITA TB PARU, PUSKESMAS GAMBUT BERINOVASI DENGAN ‘PAKASAM RANTAU’

LABINOV – Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan, tahun 1995 menunjukkan bahwa Penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor 1 dari golongan penyakit infeksi. Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita paru TB BTA Positif, dan diperkiraan dalam 10 orang suspek yang diperiksa terdapat 1 orang penderita TB Paru BTA Positif, Penderita Penyakit TB sebagian besar kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.

Pada tahun 2018, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gambut 42.480 jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan penderita TB Paru BTA Positif sebanyak 141 orang, dengan suspek sebanyak 549 orang. Hasil pencapaian program TB Paru di Puskesmas Gambut tahun 2018 yaitu : Pemeriksaan suspek TB sebanyak 235 orang (42%), Penemuan penderita BTA (+) sebanyak 28 orang (19%).

Salah satu upaya guna pemantauan pederita TB yang sedang menjalani program pengobatan TB secara intensif, penyuluhan kepada masyarakat tentang TB, serta pemeriksaan kontak serumah pasien TB positif dan PMO ( pengawas menelan obat) terhadap inovasi pelayanan berupa inovasi kegiatan Pakasam Rantau (PASTIKAN KELUARGA SEMBUH LANTARAN TERPANTAU).

Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis. Sebagian kuman Tuberkulosis menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Oleh karena itu diupayakan Program Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Paru. Sejak tahun 1995, Program pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru telah dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) yang direkomendasikan oleh WHO. Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angkat kesembuhan yang tinggi, menurut BANK Dunia strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling Cost Efektif.

Inovator Pakasam Rantau Dwi Agustian Saputra, menerangkan bahwa inovasi dapat memberi manfaat agar angka penemuan kasus TB baru akan peningkat, angka kesembuhan penderita TB akan sesuai target yang sudah ditentukan oleh dinas kesehatan, mencegah penderita TB putus obat (loss to follow up).

“Kita berharap penderita terduga TB dan keluarga  kooperatif dalam pemantauan program pengobatan TB selama 6 bulan dengan memberikan  informasi yang benar tentang penderita terduga TB dan keadaan kesehatan keluarga penderita terduga TB, keluarga kontak serumah terduga TB mengerti tentang penyakit TB dan pentingnya deteksi dini TB dan pencapaian penderita terduga TB 100%,” jelas pria yang akrap disapa Agus ini kepada LABINOV.

Secara umum inovasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat dan secara khusus bagi Puskesmas Gambut dapat tercapainya angkat kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan serta tercapainya cakupan penemuan penderita sesuai target program P2TB. (ADB/Bappeda Litbang)