BeritaBidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam

INOVASI LAKATAN TAPE, SIAP FASILITASI PETANI MUDA LEWAT PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

MARTAPURA— Pemerintah Kabupaten Banjar kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui sebuah inovasi bernama LAKATAN TAPE (Layanan Kemitraan Petani melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kabupaten Banjar).

Inovasi ini dirancang sebagai solusi terhadap berbagai tantangan klasik yang dihadapi petani, seperti sulitnya menjalin kemitraan, keterbatasan akses pasar, hingga hambatan permodalan. Dengan menghubungkan petani maupun kelompok tani dengan perusahaan-perusahaan melalui skema Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR/TSP), LAKATAN TAPE diharapkan menjadi jembatan kolaborasi antar sektor yang berdampak langsung bagi pembangunan pertanian berkelanjutan.

“Petani kita punya potensi luar biasa, tapi sering terhambat karena tidak punya akses yang kuat ke mitra usaha dan modal. ‘LAKATAN TAPE’ hadir sebagai sarana fasilitasi agar mereka bisa terhubung langsung dengan perusahaan yang punya komitmen sosial melalui program TSP,” ungkap Abdi Darmawan, inovator sekaligus perencana Bappedalitbang Kabupaten Banjar.

Didukung oleh Peraturan Bupati Banjar Nomor 40 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, program ini dijalankan melalui Sekretariat Fasilitasi dan Koordinasi TSP di bawah Bappedalitbang, bekerja sama dengan Forum Komunikasi TSP, Dinas Pertanian, serta perangkat daerah terkait.

Sejak diujicobakan pada 2024 dan mulai diterapkan penuh di tahun 2025, ‘LAKATAN TAPE’ telah membuka ruang kemitraan baru antara kelompok tani dengan BUMN, BUMD, maupun sektor swasta yang beroperasi di wilayah Kabupaten Banjar. Mekanisme pengusulannya sederhana—petani atau OPD teknis dapat mengajukan proposal kemitraan kepada Bupati melalui tim fasilitasi.

Tujuan utama dari LAKATAN TAPE adalah untuk memperluas akses petani terhadap pasar, teknologi, dan permodalan, serta mendorong partisipasi aktif perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan dan pertanian daerah.

“Nama ‘LAKATAN TAPE’ kami pilih karena mudah diingat, khas Banjar, dan mengandung filosofi manisnya hasil kerja sama yang diracik dengan gotong royong. Ini bukan sekadar program, tapi bagian dari gerakan kolektif membangun Banua melalui pertanian,” jelas Abdi.

Program ini menjadi bagian dari langkah strategis Pemkab Banjar dalam menjawab bonus demografi dan transformasi ekonomi lokal, sekaligus memperkuat keberlanjutan program-program seperti YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services).(Ione/Brigade Bappedalitbang)