BeritaBidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

BAPPEDALITBANG BANJAR GELAR EKSPOSE ANTARA RIPJ-PID 2025, DORONG PENGUATAN RISET DAN INOVASI DAERAH

MARTAPURA – Bappedalitbang Kabupaten Banjar kembali mengundang SKPD terkait dalam kegiatan Ekspose Antara Penyusunan Kajian Rencana Induk Peta Jalan Pemajuan Iptek Daerah (RIPJ-PID) Tahun 2025. Acara yang berlangsung di Aula Bauntung pada Senin (29/9/2025) pagi ini dibuka langsung oleh Kepala Bappedalitbang, Nashrullah Shadiq, didampingi Kabid Litbang dan Inovasi, Nuri Ansyari.

Dalam sambutannya, Nashrullah menekankan pentingnya kontribusi aktif seluruh peserta untuk memberikan masukan konstruktif kepada tim peneliti dari LPPM Uniska. “Kami berharap masukan hari ini dapat memperkaya penyusunan RIPJ-PID Banjar. Partisipasi aktif para peserta sangat penting, agar dokumen final yang ditargetkan rampung Oktober mendatang benar-benar komprehensif dan aplikatif,” ucapnya.

Salah satu tim ahli yang diketuai Hj. Mardiana, melalui Zacky, memaparkan sekilas tentang RIPJ-PID yang menekankan pentingnya penyelarasan arah riset dan inovasi dengan kebijakan pembangunan daerah. Ia menyoroti kondisi ekosistem riset yang saat ini masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur, perlunya penguatan jejaring kelembagaan, hingga peningkatan budaya riset di masyarakat.

Zacky menjelaskan bahwa tema prioritas RIPJ-PID Banjar 2025–2029 diarahkan pada “Penguatan Fondasi Riset dan Inovasi Daerah dalam Memajukan Daerah.” Hal ini sejalan dengan visi “Banjar Bumi Intan” yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dengan penguatan sektor perikanan, pariwisata, dan pertanian.

Dokumen kajian menunjukkan bahwa Kabupaten Banjar memiliki potensi besar melalui lima produk unggulan daerah (PUD), yakni padi, karet, kelapa dalam, ikan patin, dan pariwisata. Namun, masih terdapat kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang diharapkan. Misalnya, belum optimalnya pemanfaatan riset dalam pengembangan PUD, terbatasnya fasilitas riset, serta perlunya dukungan regulasi dan insentif bagi inovasi daerah.

Sebagai moderator, Kabid Litbang dan Inovasi, Nuri Ansyari, menegaskan pentingnya kolaborasi antar-SKPD dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi. Ia berharap forum ini menjadi ruang terbuka untuk saling bertukar gagasan. “Masukan yang muncul hari ini akan menjadi pijakan dalam memperkuat dokumen final RIPJ-PID. Kami ingin agar perencanaan berbasis riset tidak hanya berhenti di dokumen, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.

Melalui diskusi aktif, para peserta menyoroti sejumlah hal penting, di antaranya perlunya sinergi riset dengan isu strategis daerah seperti stunting, pendidikan, dan ketahanan lingkungan. Selain itu, usulan penguatan regulasi, pembentukan klaster inovasi berbasis produk unggulan, serta pemanfaatan teknologi digital juga menjadi perhatian utama

Bappedalitbang Banjar berkomitmen menjadikan hasil FGD dan masukan pada ekspose ini sebagai bahan penyempurnaan RIPJ-PID. Dengan demikian, roadmap riset dan inovasi yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan pembangunan daerah sekaligus mendorong Banjar menjadi daerah yang lebih berdaya saing.

Selain SKPD lingkup Kabupaten Banjar, juga turut hadir perwakilan Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalsel dan perwakilan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar  (Ione/Brigade Bappedalitbang)