PEMKAB BANJAR LUNCURKAN INOVASI GEOLASTING UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BANJARBARU – Pemerintah Kabupaten Banjar terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Komitmen tersebut ditegaskan Wakil Bupati Banjar sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP3S), Habib Idrus Al Habsyi, saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) TP3S Kabupaten Banjar yang dirangkai dengan peluncuran inovasi GEOLASTING (Geospasial untuk Kolaborasi Atasi Stunting) di Ruang Berlian, Hotel Grand Qin Banjarbaru, Selasa (7/10/2025) pagi.
Dalam sambutannya, Habib Idrus menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga agar seluruh program intervensi pencegahan dan penurunan stunting berjalan terpadu, berkelanjutan, dan berorientasi pada hasil nyata.
“Prevalensi stunting di Kabupaten Banjar masih tergolong tinggi. Rendahnya cakupan pengukuran dan penimbangan balita dari Januari hingga Agustus 2025 menunjukkan perlunya peningkatan peran aktif tenaga kesehatan, kader, serta dukungan lintas sektor,” ujarnya.
Habib Idrus juga menyoroti peran vital camat dan kepala puskesmas sebagai ujung tombak di lapangan. Camat diharapkan menjadi motor penggerak koordinasi lintas sektor di wilayah masing-masing, sedangkan kepala puskesmas berperan memperkuat layanan primer dan pendampingan bagi keluarga berisiko stunting.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banjar, Nashrullah Shadiq, memaparkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Banjar pada tahun 2024 mencapai 32,2 persen. Untuk mempercepat penurunan angka tersebut, Bappedalitbang memperkenalkan inovasi GEOLASTING (Geospasial untuk Kolaborasi Atasi Stunting) sebagai pendekatan berbasis data spasial.
“GEOLASTING adalah sistem pemetaan geospasial yang membantu menentukan area prioritas intervensi stunting. Dengan data ini, setiap program bisa dirancang lebih tepat sasaran dan terukur,” jelas Nashrullah.
Ia menambahkan, beberapa kecamatan masih mencatat angka stunting cukup tinggi seperti Sungai Tabuk, Astambul, dan Aluh-Aluh. Oleh karena itu, intervensi akan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga anak usia dini.
Selain itu, pada tahun 2026 mendatang akan dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap pelaksanaan program oleh masing-masing SKPD dan stakeholder terkait.
Rakor TP3S juga menjadi momentum penguatan komitmen bersama antar instansi. Wakil Bupati Banjar bersama unsur Forkopimda, perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Poltekkes Banjarmasin, Baznas Kabupaten Banjar, camat, serta stakeholder lainnya menandatangani Komitmen Bersama Kolaborasi Lintas Sektor melalui Strategi GEOLASTING.
Komitmen ini menandai langkah nyata Pemerintah Kabupaten Banjar dalam mengintegrasikan upaya penanganan stunting secara kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan, dengan dukungan penuh dari pemerintah provinsi, instansi vertikal, dunia akademik, dan masyarakat.
“Penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga menjadi kerja bersama seluruh pihak. Dengan kolaborasi, data yang akurat, dan komitmen bersama, kita optimistis angka stunting di Kabupaten Banjar dapat terus menurun,” tegas Nashrullah.
Melalui inovasi GEOLASTING, Pemkab Banjar berupaya mewujudkan generasi Banjar yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan pendekatan berbasis data dan gotong royong lintas sektor, diharapkan upaya percepatan penurunan stunting dapat memberikan hasil yang signifikan serta menjadi contoh praktik baik bagi daerah lain di Kalimantan Selatan.(Ione/Info Publik?Brigade Bappedalitbang)