BeritaBidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

CEGAH STUNTING, AKI DAN AKB KABUPATEN BANJAR RENCANAKAN BANGUN POSYANDU TERINTEGRASI

MARTAPURA – Melalui Bidang Sosbud dan SDM Kamis (12/03/2020) pagi, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) melaksanakan kegiatan rapat Monitoring dan Evaluasi Implemtasi Perbub Nomor 15 Tahun 2018 dan Konvergensi Percepatan dan Pencegahan Stunting yang dibuka Kabid Sosbud dan SDM Anna Rosida Santi, bertempat di aula Bauntung, Martapura.

Rapat kali ini berfokus pada penurunan Stunting, AKI dan AKB dihadiri Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DPMD, PKK Kab. Banjar,  Tenaga Ahli Desa dan staf Bappeda Litbang terkait.

Saat membuka rapat Anna menuturkan bahwa  kegiatan ini bertujuan untuk mengawal target RPJMD dimana terdapat perjanjian kinerja Kepala Daerah terdapat target penurunan stunting.

Dalam rangka penurunan Stunting, AKI dan AKB, menurutnya untuk strategi yang akan diterapkan yaitu dengan memanfaatkan kegiatan yang ada di posyandu.

“Tercatat terdapat 515 posyandu yang terdapat di seluruh kabupaten banjar, Namun dari keseluruhan posyandu di Kabupaten Banjar hanya terdapat 21,88% yang berstatus posyandu aktif.” Ujar Anna

Menanggapi kurang aktifnya sebagian Posyandu maka dalam diskusi tanya jawab saat rapat,  Dinas Kesehatan menargetkan posyandu aktif pada tahun 2021 mencapai 80%, namun melihat persentase yang ada tentu saja akan menjadi pekerjaan yang berat bagi Dinas Kesehatan.

“Untuk itu, harus dibentuk posyandu integrasi, posyandu integrasi akan menggabungkan posyandu, paud dan BKB. Diharapkan dengan adanya Posyandu Integrasi dapat menyadarkan orangtua untuk memeriksakan anaknya ke posyandu secara berkala.” ungkap salah satu perwakilan Dinkes Banjar.

DPMD sebagai instansi yang terkait dengan penggunaan dana desa dalam rata tersebut juga menyatakan bahwa kegiatan ini selaras dengan 5 paket wajib yang harus ada didesa dengan pembiayaan menggunakan dana desa yaitu: Kesehatan Ibu dan anak, pengembangan paud, sarana air bersih dan sanitasi, layanan sosial Kesehatan dan Konseling gizi.

Sementara itu dari keterangan yang disampaikan tenaga ahli, tenaga ahli mendukung penuh kegiatan pengintegrasian posyandu di desa.

“Target awal akan dibentuk posyandu integrasi masing-masing satu posyandu integrasi di setiap kecamatan sebagai percontohan” pungkas tenaga ahli. Dari hasil rapat disepakati beberapa point penting diantaranya Posyandu Aktif akan coba ditingkatkan dengan memanfaatkan dukungan dari berbagai sektor, kemudian pembentukan posyandu integrasi, pada tahap awal akan dibentuk posyandu integrasi di setiap kecamatan 1 posyandu integrasi. (ADB/Bappeda Litbang)