BeritaBidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

GANDENG INSIDA, KABUPATEN BANJAR INGIN MENGEMBALIKAN IKON DAN IDENTITAS AWAL KOTA MARTAPURA SEBAGAI SERAMBI MEKKAH

MARTAPURA – Martapura yaitu ibu kota Kabupaten Banjar memiliki ciri khas dan karakteristik identitas dengan kentalnya nuansa keagamaan dan maraknya syiar dakwah keislaman yang ditunjukkan dengan kehadiran para alim ulama para aulia. Berdasarkan  karakteristik tersebut kota Martapura menjadi ikon pusat pendidikan Islam di wilayah Kalimantan. Santri-santri lembaga pendidikan di kota ini, menyebar ke berbagai kawasan di Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur, bahkan di pulau Jawa. Para santri inilah yang melaksanakan dakwah dan pembinaan umat. Pusat pendidikan yang amat dikenal dari sisi pendidikan Islam ini adalah Pondok Pesantren Darussalam. Lembaga inilah yang telah mematok pancang dan berkiprah dalam sejarahnya, hingga sebutan Serambi Mekah dan kota santri untuk kota ini jadi pantas dilekatkan.

Akan tetapi seiring perkembangan dan kemajuan dan perkembangan zaman di era modernisasi dan globalisasi julukan Kota Martapura sebagai Kota Serambi Mekkah di Martapura tersebut kian pudar, hal tersebut diakibatkan oleh pengaruh teknologi akibat pengaruh modernisasi dan globalisasi.  Oleh karena itu  kemajuan dan perkembangan zaman tersebut menjadi tantangan terbesar bagi setiap umat muslim di Martapura.

Menanggapi tantangan tersebut Pemerintah Kabupaten Banjar tak tinggal diam, Pemerintah daerah melalui Badan  Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Banjar bekerjasama dengan  Institut Agama Islam Darussalam (Insida) Martapura untuk kegiatan penyusunan Masterplan Serambi Mekkah.

Seperti yang dilaksanakan pada Kamis (8/11) kemaren, bertempat di aula Bauntung Bappelitbang Banjar menggelar Ekspose Penyusunan Masterplan Serambi Mekkah dihadiri tim yang terdiri dari SKPD lingkup Kabupaten Banjar terkait, Kemenag Banjar, dll serta tenaga ahli dari Insida yang diketuai Dr H Quzwini.

Bappelitbang Banjar yang diwakili Kabid Sosbud dan SDM H Syahruddin  dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah untuk mengembalikan ikon dan identitas awal kota Martapura sebagai serambi mekkah sehingga bisa menjadi daya tarik bagi orang lain untuk berkunjung ke Kabupaten Banjar.

“Semoga dengan adanya masterplan serambi mekkah ini mampu menjadi grand designd untuk menunjukkan dan mewujudkan serambi mekkah kota Martapura” ujarnya.

Sementara itu Quzwini, memaparkan dari hasil penelitian ada beberapa latar belakang dalam penyusunan masterplan tersebut  diantaranya salah satu ulama besar lahir di banjar yaitu Syekh Muhammad Arsyad al Banjari yang melakukan pembaharuan di serambi kalimantan selatan sehingga jadi panutan akan apa yang diajarkan beliau dan sangat mendasar sampai saat ini, kemudian  banyaknya majelis taklim, pondok pesantren, dan madrash di martapura. Kemudian masih terciptanya tradisi, budaya dan kehidupan yang agamis dimartapura serta  masyarakat masih banyak yang gemar beridah kemesjid, langgar atau mushola dan  para ulama  menjadi panutan, dll.

Tak hanya latar belakang Quzwini dkk,  juga memaparkan beberapa hal lainnya secara detail terkait penelitian dan penyusunan yang telah dilaksanakan tim dari satu-satunya Institut Agama Islam yang ada di Kabupaten Banjar ini.

“Rasanya sangat tepat penyusunan ini diserahkan kepada Insida  karena tim memang sangat memahami dan mengerti secara langsung akan masterplan yang disusun” pungkas Syahruddin sekaligus menutup acara. (ADB/ Bappelitbang)