BeritaBidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

KABUPATEN BANJAR KAJI RENDAHNYA PERTUMBUHAN IPM DI 3 DIMENSI SEKTOR

MARTAPURA –  Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara. IPM digunakan sebagai indikator untuk menilai aspek kualitas dari pembangunan dan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara termasuk negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup.

IPM dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia salah satunya dari indikator pendidikan di daerah.  Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Bappedalitbang berupaya meningkatkan nilai IPM melalui penelitian  bekerjasama dengan Universitas Islam Kalimantan MAB kalimantan Selatan melalui penelitian dengan tema “Analisis Pengaruh Indikator Pendidikan Sebagai Daya Ungkit Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Banjar.” Oleh karena itu dalam rangka penyusunan penelitian Selasa (24/5/2022) digelar Ekspose antara yang dilaksanakan di Aula Bauntung Martapura.

Dibuka oleh Kabid Litbang dan Inovasi Santi Nurlaela mewakili Kepala Bappedalitbang, disampaikan bahwa Jika dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan IPM kabupaten/kota lainnya, untuk periode tahun 2010-2021 Kabupaten Banjar merupakan Kabupaten dengan rata-rata laju pertumbuhan ke-11 dari 13 kabupaten yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa program-program pembangunan di Kabupaten Banjar walaupun memberikan pengaruh positif pada perbaikan kualitas hidup penduduknya tetapi belum cukup besar jika dibandingkan program-program pembangunan yang telah dilakukan Kabupaten/kota lainnya.

Disebutkan Santi, Indeks Kesehatan Kab. Banjar tahun 2021 sebesar 67,41, hanya menempati peringkat ke-9 dari 13 Kabupaten/Kota di Prop. Kalsel dan Angka Rata-rata Lama Sekolah Kab. Banjar Tahun 2021 hanya menempati peringkat ke-12 dari 13 Kabupaten/Kota di Prop. Kalsel serta Angka Harapan Lama Sekolah Kab. Banjar Tahun 2021 sebesar 12,73, hanya menempati peringkat ke-9 dari 13 Kabupaten/Kota di Prop. Kalsel.

“Diantara 3 dimensi dasar penyusun IPM, dimensi pendidikan di Kabupaten Banjar merupakan dimensi yang perlu menjadi perhatian dan memiliki potensi untuk ditingkatkan dengan melihat kondisi pendidikan di Kabupaten Banjar.” Katanya.

Sementara itu Nurul Listiyani, dkk memaparkan kedepannya dari hasil kajian ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan IPM dengan menitik beratkan kajian kepada dimensi pendidikan yang memiliki potensi untuk dapat ditingkatkan agar dapat ditentukan strategi dalam bentuk policy brief Pemerintah Kabupaten Banjar dalam rangka peningkatan nilai IPM.

“Jenis penelitian akan kami laksanakan yaitu dekriptif dengan metodologi kajian berupa analisis data primer & data sekunder,” ungkap Nurul. Ekspose yang diisi dengan diskusi tanya jawab ini, dihadiri Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DKISP, BPS Kabupaten Banjar serta bebrapa SKPD terkait Lainnya. (Bappedalitbang)