MAKNA KARTINI BAGI GALUH TANTRI
MARTAPURA – Tak dapat dipungkiri, peran perempuan di negeri ini sekarang kian menguat. Instrumen hukum pun turut mengadvokasi kaum hawa agar mendapat ruang yang lebih lapang pada semua lini kehidupan.
Pada berbagai entitas, bahkan dalam struktur pemerintahan di Bumi Pertiwi secara tegas menetapkan kuota keterwakilan perempuan. Di kursi parlemen misalnya, 30 persennya merupakan jatah perempuan.
Kuota keterwakilan perempuan pada hampir semua sendi kehidupan di negeri ini telah menjelma sebagai sebuah keniscayaan. Namun bagi seorang Galuh Tantri Narindra perempuan harus mampu tampil ke permukaan karena kapabilitas yang mumpuni. Bukan semata karena hak adanya kuota tersebut.
Sebagai perempuan, dirinya pun senang dengan adanya kuota keterwakilan perempuan.
“Tapi kalau boleh jujur, di sisi lain hal itu juga membuat hati miris. Karena itu kan sama artinya sulit mencari perempuan yang mumpuni sehingga harus diberi kuota,” ucap Tanri usai mendapangi Bupati Banjar meluncurkan Unit Percontohan Budi Daya Ikan Patin dengan sistem micro bubble di Desa Cindaialus, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Senin (22/4/2019)
Karena itu, lanjut perempuan cantik yang menjabat kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembang (Bappitbang) Banjar ini, kaum perempuan di negeri ini mesti terus meningkatkan kecakapan atau Skill.
Dengan begitu kehadiran perempuan pada berbagai sektor dan lini kehidupan tak dipandang sebelah mata. Sebaliknya, dipandang dengan mata lebar-lebar karena memiliki kemampuan luar biasa pada keilmuan yang dikuasai.
Caranya yakni dengan terus belajar dan belajar. Apakah melalui pendalaman keilmuan akademik hingga level expert (ahli) maupun penajaman skill melalui penerapan dan pengembangan di lapangan.
Kepala Bappedalitbang termuda di Indonesia ini menilai peran perempuan di Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Banjar, makin bagus. Beberapa organisasi perangkat daerah (dinas/badan) kini dikepalai perempuan.
“Selain saya, ada Bu Hamida, Bu Made Bu Mahmudah, Bu Yasna dan lainnya,” sebut doktor dari Universitas Trisakti Jakarta dan Colorado State University (AS) ini.
Begitu halnya di lingkungan lembaga legislatif di Bumi Barakat, juga makin banyak keterwakilan perempuan dan umumnya memiliki kepabilitas cukup memadai.
Dia mengajak kaum perempuan di Banua untuk terus berkarya dan belajar. Masing-masing bisa menunjukkan kemampuan sesuai kapasitas dan skill yang dimiliki.
“Melalui cara itulah kita kaum perempuan kekinian memaknai Hari Kartini. Jadi, peran perempuan kian mengkristal dibarengi kualitas yang hebat,” tandasnya.
Di Bumi Barakat, misalnya, kaum perempuan bisa berkontribusi membantu dan mendukung program Pemkab Banjar meningkatkan sanitasi masyarakat di bantaran sungai melalui program penghapusan jamban apung.
Dikatakannya, telah ratusan unit jamban apung yang telah dihapuskan dan masyarakat di bantaran sungai mulai terbiasa menggunakan jamban darat. Selain itu penggunaan jamban Tripicon S juga mulai dikenalkan dan mendapat animo tinggi masyarakat.
“Saya sebelum bertugas di Bappelitbang Banjar, ketika masih di Bidang Cipta Karya PUPR Banjar, aktif menangani program tersebut. Hingga sekarang pun juga tetap memberi support,” pungkasnya.
Selain menjabat Kepala Bappelitbang Dia juga dinobatkan sebagai Srikandi Sungai Indonesia sebagai simbol kepedulian seorang perempuan kepada lingkungan sungai, diantaranya edukasi, kampanye, pelatihan, dan perdampingan.
Dia juga menyampaikan agar masyarakat dapat peduli terhadap lingkungan apalagi lingkungan sungai, kita tahu Kalimantan Selatan Khususnya Kota Martapura mempunyai sungai Martapura, apabila masyarakat peduli terhadap sungai misalnya membuang sampah di sungai, maka berakibat bencana yang tidak kita inginkan.(Info publik)