PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL SUDAH DILAPORAN AKHIR
MARTAPURA – Sehubungan dengan dilaksanakannya kegiatan penelitian oleh Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Badan Perencanaan Pengembangan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) yang mengambil judul “Model Pengembangan Program Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Di Kecamatan Paramasan dan Kecamatan Sungai Pinang”. Senin (8/10) siang, diadakan Focus Group Discution (FGD) laporan akhir bertempat di aula Bauntung Bappelitbang Banjar.
Pada kesempatan tersebut M Syuhadak, selaku Plt Sekretaris Bappelitbang membuka dan memimpin rapat, diikuti tim dan narasumber dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr. Setia Budi, M.Si, dkk.
“Mudah-mudahan dengan adanya penelitian ini, banyak data yang diperoleh sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan yang nantinya untuk memberikan rekomendasi yang bisa diimplementasikan” ujar Syhadak dalam sambutan singkatnya.
Sementara itu terkait laporan akhir penelitiannya, Setia Budi menjelaskan bahwa KAT merupakan kelompok sosial yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik.
Berdasarkan hasil observasi penelitian yang dilakukannya Setia Budi menyampaikan bahwa di Paramasan Atas dan Sungai Pinang potensi KAT-nya tidak jauh berbeda. “Dua kawasan tersebut bisa dikatakan belum berdaya dalam pemberdayaannya, hal tersebut dapat dilihat dari akses jalan, pelayanan publik serta pelayanan pemerintah” terang Budi..
“Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil tersebut semuanya berpusat di balai adat, oleh karena itu kami sebagai peneliti merekomendasikan agar balai adat difungsikan sebagai pusat kelembagaan adat dan pertahanan ekonomi masyarakatnya” pungkasnya.
Setelah pemaparan acara langsung dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab dari para peserta rapat yang berhadir.(ADB/ PPDI)