Profil Daerah
[wptabs][wptabtitle]Latar Belakang[/wptabtitle][wptabcontent]
Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Banjar terletak di martapura, Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah ±4.668,50 Km2 dan berpenduduk sebanyak 506.839 jiwa. Kabupaten Banjar termasuk dalam calon Wilayah Metropolitan Banjar Bakula.
[/wptabcontent][wptabtitle]Sejarah Pembentukan[/wptabtitle][wptabcontent]
Sejak tahun 1826 dibuat perjanjian perbatasan antara Sultan Adam dengan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1835 sewaktu pemerintahanSultan Adam Alwasiqubillah telah dibuat untuk pertama kalinya ketetapan hukum tertulis dalam menerapkan hukum Islam di Kesultanan Banjar yang dikenal dengan Undang-undang Sultan Adam Tahun 1855, daerah Kesultanan Banjarmasin merupakan sebagian dari De zuiderafdeeling van Borneo termasuk sebagian daerah Dusun (Tamiang Layang) dan sebagian Tanah Laut.
Dari beberapa sumber disebutkan ada beberapa tempat yang menjadi kedudukan raja (istana pribadi Sultan) setelah pindah ke Martapura, seperti Kayu Tangi, Karang Intan dan Sungai Mesa. Tetapi dalam beberapa perjanjian antara Sultan Banjar dan Belanda, penanda tanganan di Bumi Kencana. Begitu juga dalam surat menyurat ditujukan kepada Sultan di Bumi Kencana Martapura. Jadi Keraton Bumi Kencana Martapura adalah pusat pemerintahan (istana kenegaraan) untuk melakukan aktivitas kerajaan secara formal sampai dihapuskannya Kesultanan Banjar oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860.
Status Kesultanan Banjar setelah dihapuskan masuk ke dalam Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo. Bekas Kesultanan Banjar dibagi menjadi dua divisi yaitu daerah Banua Lima di bawah regent Raden Adipati Danu Raja dan daerah Martapura di bawah regent Pangeran Jaya Pamenang. Divisi Martapura terbagi dalam 5 Distrik, yaitu Distrik Martapura, Distrik Riam Kanan, Distrik Riam Kiwa, Distrik Benua Empat dan Distrik Margasari. Wilayah Kalimantan Selatan dibagi dalam 4 afdeeling, salah satunya adalah afdeeling Martapura. Terjadi perubahan dalam keorganisasian pemerintahan Hindia Belanda diantaranya penghapusan jabatan regent tahun 1884. Regent Martapura terakhir adalah Pangeran Suria Winata. Sejak 1898 di bawah Afdeeling terdapat Onderafdeeling dan distrik. Pembagian administratif tahun 1898 menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178, Afdeeling Martapoera dengan ibukota Martapura terdiri dari :
Onderafdeeling Martapoera terdiri dari :
- Distrik Martapura. Onderafdeeling Riam Kiwa dan
- Riam Kanan terdiri dari :
- Distrik Riam Kiwa
- Distrik Riam Kanan
Onderafdeeling Tanah Laoet terdiri dari :
- Distrik Pelaihari
- Distrik Maluka
- Distrik Satui
[/wptabcontent][wptabtitle]Kab. Banjar Masa Kini[/wptabtitle][wptabcontent]
Kabupaten Banjar adalah sebuah kabupaten di Kalimantan Selatan. Ibu kota Kabupaten Banjar berada di kota Martapura. Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan dengan luas wilayah mencapai 4.668, 50 Km2. Terbagi dalam 19 kecamatan dengan 277 desa, 13 kelurahan dan berdasarkan hasil sensus tahun 2010, jumlah penduduk sebanyak 506.839 jiwa.
Luas wilayah ±4.668,50 Km2, merupakan wilayah terluas ke 3 di Prop. Kalsel setelah Kab. Kotabaru dan Kab. Tanah Bumbu Terdiri dari 19 Kecamatan, 277 Desa dan 13 Kelurahan. Jumlah Penduduk 506.839 Jiwa (Laki-laki 257.320 jiwa dan Perempuan 249.519 jiwa) Berbatasan dengan :
- Sebelah Utara dengan HSS & Tapin
- Sebelah Selatan dengan Banjarbaru & Tanah Laut
- Sebelah Timur dengan Kotabaru & Tanah Bumbu
- Sebelah Barat dengan Batola & Banjarmasin
Secara geologis wilayah Kabupaten Banjar terbentuk dari batuan endapan alluvial, gambut, delta sungai dan rawa yang menyebar hampir di semua kecamatan, kecuali Kecamatan Aranio, Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan dan Karang Intan.
Di sebelah timur dari utara sampai selatan membentang kaki Pegunungan Meratus yang berbatasan dengan Kecamatan Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan, Aranio dan Karang Intan. Khusus kecamatan Sungai Pinang dan Paramasan struktur geologinya juga di bentuk oleh batuan Maesozoikum dan batuan kapur.
Kabupaten Banjar juga memiliki bendungan Riam Kanan seluas 7.000 Ha yang merupakan sumber air bagi pembangkit listrik PLTA Ir. Pangeran Muhammad Noor dan irigasi bagi pertanian.
[/wptabcontent][wptabtitle]Kebudayaan[/wptabtitle][wptabcontent]
Umumnya kebudayaan Banjar hampir sama dengan kebudayaan kabupaten lainnya di wilayah Kalimantan Selatan seperti, sinoman hadrah, badudus, tarian-tarian,mamanda, madihin dan masih banyak lainnya. Namun uniknya kebudayaan di Kabupaten Banjar sedikit banyaknya terpengaruh dengan kebudayaan Islam. Hampir 99% masyarakat Kabupaten Banjar memeluk agama Islam. Sebutan Kota Serambi Mekkah pun melekat pada diri kota Martapura yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Banjar. Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi pada kebudayaan Kabupaten Banjar. Suasana islami sangat terasa ketika berada di Kabupaten Banjar terlebih ketika berada di Kota Martapura. Bila anda berada di Kabupaten Banjar, anda akan mudah sekali menemui orang melaksanakan Maulid Habsy dan Terbang Ganal (Terbang Besar) Syekh Samman yang di populerkan oleh KH. Zaini bin Abdul Ghani atau yang lebih populer dengan sebutan Guru Sekumpul.
[/wptabcontent][wptabtitle]Perikanan[/wptabtitle][wptabcontent]
SEKTOR PERIKANAN DARAT – Untuk sektor perikanan darat, Kabupaten Banjar memiliki beberapa potensi budidaya ikan antara lain : Budidaya Perikanan Kolam dengan luas sekitar 791,4 Ha jumlah produksi 25.092, 23 ton/ tahun. Budidaya Perikanan Jaring Apung yang 1.125 unit total produksi 6.542,55 ton/tahun. Budidaya Perikanan Karamba dengan jumlah 2.259 unit. produksi 7.952, 97 ton/tahun.
BUDIDAYA PERIKANAN DI KOLAM – Budidaya Kolam dengan luas sekitar 791,4 Ha yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan seperti Aluh-Aluh, Beruntung Baru, Gambut, Kertak Hanyar, Tatah Makmur dan lainnya. Dengan jenis ikan yang dipelihara antara lain nila, patin serta bawal air tawar dengan jumlah produksi 25.092, 23 ton/tahun.
BUDIDAYA JARING APUNG – Budidaya Jaring Apung yang terdapat di wilayah kecamatan Karang Intan dan Aranio berjumlah 1.125 unit berupa ikan mas dan nila dengan total produksi 6.542,55 ton/tahun.
BUDIDAYA KARAMBA – Budidaya Karamba yang tersebar di wilayah kecamatan Sungai Tabuk, Martapura, Martapura Timur, Astambul dan Karang Intan yang secara keseluruhan berjumlah sekitar 2.259 unit. Dengan jenis ikan berupa nila dan ikan mas dengan jumlah produksi 7.952, 97 ton/tahun.
BAHAN MAKANAN OLAHAN HASIL PERIKANAN
Disamping hasil tangkapan juga ada beberapa hasil pengolahan dari ikan yang bisa dijadikan lapangan usaha bagi masyarakat seperti :
- Kerupuk ikan yang terdapat di daerah Kampung Melayu (Martapura) dengan hasil yang didapatkan sekitar 71,4 kg/tahun.Abon ikan di daerah kecamatan Kertak Hanyar sekitar 10,2 kg/tahun.
- Amplang ikan terdapat di daerah Sungai Sipai dan Sekumpul (Martapura) sekitar 18 kg/tahun.
- Ikan asin di wilayah kecamatan Martapura Barat, Aluh-Aluh dan Kertak Hanyar.
- Terasi udang terdapat di daerah Bakambat kecamatan Aluh-Aluh dengan hasil sebesar 2,7 kg/tahun.
- SK Bupati Banjar No.241 Tahun 2008 tentang Penetapan Kawasan Perikanan Budidaya / Minapolitan
- Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan
- Luas Kawasan 6.406 ha, potensi kolam 1.295 ha, fungsional 497 ha, meliputi 6 Desa di Kec. Martapura (Sungai Sipai, Tungkaran, Cindai Alus) dan Martapura Barat (Sungai Batang, Sungai Rangas Hambuku, Penggalaman).
- Komoditas Utama Ikan Patin dan Nila dengan produksi 30 – 40 ton/hari
- Kawasan Minapolitan Cindai Alus merupakan salah satu dari 10 Lokasi Model “Pengembangan Industrialisasi Perikanan Budidaya”, dan mendapatkan Reward dari Menteri KKP atas Pencapaian Kinerja Tinggi Atas Penyiapan Kawasan Industrialisasi Patin di Kabupaten Banjar Tahun 2012
[/wptabcontent][wptabtitle]Pariwisata[/wptabtitle][wptabcontent]
Wisata Religi
Kota Martapura yang sering disebut sebagai kota Serambi Mekah yang merupakan pusat kota di WilayahKabupaten Banjar. Dimana masyarakatnya yang agamis dan beragama islam tersebar di wilayah ini, sehingga tidaklah heran apabila banyak sekali ditemukan berbagai petilasan/makam dari orang-orang/tokoh/ulama besar agama islam. Antara lain seperti
-Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Kec. Astambul
-Makam Datu Abulung di Kec. Martapura Barat
-Makam KH Muhammad Zaini Ghani di Sekumpul Martapura
-Makam KH Badaruddin dan KH Muhammad Rasyad di Martapura
-Makam Sultan Inayatullah Mustaigbillah di Martapura
-Makam Sultan Sulaiman Rahmatullah di Kec. Karang Intan
-Makam Datu Fatimah dan Syekh Abdullah Bugis di Martapura Timur
-Makam Sultan Tahlilullah dan keluarga di Martapura
-Makam KH Kaspul Anwar di Martapura Timur
-Makam Syekh Abdullah di Astambul
-Makam Syekh Abdul Kadir di Mataraman
-Makam Syekh Aminullah (Datu Bagul) di Martapura Timur
-Makam KH Anang Syarani di Martapura Timur
-Makam KH Guru Syukur di Martapura Timur
-Makam Datu Ma’ad bin Ali (Datu rambut panjang)
-Makam Datu Panjang di Martapura
-Makam Sultan Datu Muda Abdurrahman di Martapura
-Makam Pangeran Tamjidilah di Martapura
-Makam Sultan Adam Al-Wasiqubillah di Martapura
-Makam Syekh Said Achdan (Datu Kalang Kala) di Martapura
-Makam keramat Menteri 4 Kindi Mui di Martapura
-Mesjid Al Karomah di Martapura
-Mesjid Abulung di Martapura Barat
-Mesjid Datu Kelampaian di Astambul
Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang berada di desa Kelampayan Kecamatan Astambul, Makam Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau lebih dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul di Sekumpul Martapura, yang setiap harinya selalu ramai dengan penziarah, baik penziarah dari Kabupaten Banjar sendiri maupun dari luar Kabupaten Banjar bahkan dari manca negara.
Pasar Terapung Lok Baintan
Pasar terapung merupakan salah satu budaya Indonesia yang unik, transaksi antara penjual dan pembeli berlangsung dari atas perahu / klotok di sepanjang sungai yang mengalir di daerah Kalimantan Selatan. Seiring dikembangkannya fasilitas yang lebih memadai di jalur darat, pasarpasar terapung ini perlahan mulai di tinggalkan. Hanya beberapa saja yang masih bertahan, salah satunya adalah Pasar Terapung Lok Baintan. Pasar Terapung Lok Baintan berada Sungai Lok Baintan – salah satu anak sungai Martapura, dan masuk dalam wilayah Desa Sungai Pinang, Kec. Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar – Kalimantan Selatan. Lokasi pasar terapung Lok Baintan bisa dicapai melalui jalur darat ataupun air dari kota Banjarmasin, jika berwisata ke Lok Baintan, akan lebih berkesan jika kita melewati jalur air dengan menggunakan klotok (perahu).
Berbagai macam dagangan seperti sembako, sayuran, dan berbagai jenis buah-buahan tersedia di sini, pada musim panen buah, aktifitas di Pasar Terapung Lok Baintan cenderung lebih ramai daripada saat musim panen padi, hal ini dikarenakan ketika musim panen padi tiba, masyarakat setempat lebih banyak menghabiskan waktu di sawah mereka oh ya, satu lagi keistimewaan pasar terapung Lok Baintan adalah masih berlakunya sistem barter (pertukaran barang).
Aktifitas di Pasar Terapung Lok Baintan dimulai dari sekitar jam 8-9 pagi hingga jam 11-12 pagi, sedangkan puncak keramaian pasar biasanya terjadi antara jam 10-11 pagi. namun pada musim panen buah, aktifitas pasar dimulai lebih pagi [sekitar jam 6-7]. Hal ini berbeda dengan pasar terapung lain semisal di Sungai Kuin [Pasar Terapung Kuin] yang sudah memulai aktifitasnya dari jam 3 pagi hingga matahari terbit atau sekitar jam 6 pagi.
Rumah Banjar
Bagi anda yang ingin mengetahui lebih detail tentang rumah adat Banjar yang legendaris, bisa melihatnya langsung di Teluk Selong, kurang lebih 3,2 km dari kota Martapura. Di sini, terdapat dua rumah adat Banjar tipe Gajah Baliku yang diperkirakan usianya sudah mencapai 150 tahun. Dari dua rumah itu, satu rumah masih dihuni pemiliknya, yang satunya kosong. Namun, masih terpelihara karena ada juru pelihara yang setiap saat melayani para pengunjung yang mendatangi situs ini. Di rumah Banjar yang lebarnya 9 m dengan panjang 14 m itu, kaya ornamen ukiran khas Banjar. Ukiran khas Banjar kita temui kali pertama di bagian pagar dan pintu masuk rumah. Dinding ruang tamu pun berukir indah. Bila anda ke Kabupaten Banjar khususnya ke kota Martapura anda patut mengunjunginya.
Cahaya Bumi Selamat
Selain kota agamis Martapura juga sudah dikenal dengan kerajinan batu mulia/ batu aji dan batu permata sehingga sering disebut sebagai Kota Intan Martapura. Kerajinan ini banyak ditemukan di kawasan komplek pertokoan permata yang berada di Komplek Cahaya Bumi Selamat (CBS). Di areal sini selain kerajinan batu mulia juga di pasarkan beberapa aneka souvenir-souvenir maupun cinderamata lainnya berupa kerajinan tangan seperti keranjang, tas, dompet, lampit dan lain sebagainya baik yang berasal dari bahan rotan maupun sintetis seperti manik-manik. Barangbarang tersebut bisa di pesan maupun di beli dengan harga yang bervariasi.
Tambak Bincau
Agrowisata Bincau (Rumah Makan di atas Tambak) juga bisa menjadi sarana rekreasi bersama baik itu bersama keluarga, teman maupun sanak saudara. Dengan suasana udara yang segar serta pemandangan petak-petak sawah akan membawa suasana yang santai dan nyaman, sambil menikmati santapan lezat yang siap disediakan seperti ikan nila, mas, gurami bahkan udang plus lalapan bila suka. Apalagi hari Sabtu dan Minggu Bincau paling ramai di kunjungi wisatawan dari dalam dan luar kota. Sedang di hari-hari biasa banyak kalangan kantoran dan pebisnis yang menjamu rekan lantaran ingin menikmati suasana pedesaan yang asri. Benar-benar memikat.
Wisata Air
Untuk memanjakan keluarga juga terdapat kolam renang/waterboom yang sekarang sedang gencar-gencarnya dipromosikan antara lain :
– Waterboom Pesona Modern
– Kolam Renang Tambela
Pasar Wadai Ramadhan
Pada saat bulan ramadhan dimana umat islam sedang melaksanakan ibadah puasa, di Kabupaten Banjar juga turut diramaikan dengan adanya Pasar Wadai yang dipusatkan di halaman pelataran Taman Bumi Cahaya Selamat depan perkantoran Pemkab Banjar. Kegiatan Pasar Wadai yang dimulai dari jam 15.00 sampai dengan orang buka puasa sangatlah membuat antusias masyarakat setempat untuk membeli beraneka macam jenis makanan serta jajanan yang khas yang dijual di sana. Seperti amparan tatak, bingka, kue lapis, serabi, laksa dan lain sebagainya untuk keperluan berbuka puasa. Meskipun begitu kegiatan Pasar Wadai ini tidak terpusat di kota saja melainkan tersebar di beberapa wilayah seperti di Sekumpul, Jl. Menteri Empat, serta ada juga di wilayah kecamatan-kecamatan.
[/wptabcontent][wptabtitle]Pertanian[/wptabtitle][wptabcontent]
Dengan memperhatikan kondisi masyarakat pedesaan yang sebagian besar bekerja sebagai petani, maka Kabupaten Banjar memiliki prospek ekonomi yang sangat menjanjikan khususnya dalam perkembangan perekonomian kerakyatan melalui peningkatan usaha tani masyarakat.
Sektor pertanian mempunyai peranan cukup penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan pekerjaan serta sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang terus berjalan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan industri pangan.
Komoditas Pertanian
Dalam pengembangan komoditas Pertanian di Kabupaten Banjar didasarkan pada potensi keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif dan teknis budidaya. Adapun komoditas tersebut digolongkan kepada :
- Komoditas Unggulan : Padi, Jeruk, Pisang, Durian
- Komoditas Dikembangkan : Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Sayuran
- Komoditas Langka : Kasturi dan Mundar.
Agar komoditas komoditas tersebut bersesuaian dengan agroklimat yang ada, maka telah disusun pengwilayahan komoditas sebagai berikut :
Padi : Semua Kecamatan.
Jagung, Kedelai, Kacang Tanah : Kecamatan Pengaron, Sei.Pinang, Simp.Empat, Karang Intan, Aranio, Mataraman, Paramasan dan Sambung Makmur.
Sayuran : Kecamatan Astambul, Martapura dan Sungai Tabuk.
Buah-buahan : Kecamatan Sungai Tabuk, Astambul
Padi
Padi termasuk dalam suku padi-padian (Graminae), dimana merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia dan merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Di Kabupaten Banjar hasil produksi beras terdapat di hampir seluruh wilayah kecamatan dengan jumlah produksi sekitar 2.370 ton dengan luas panen 895 ha. Mengingat kondisi lahan yang sebagian besar berupa wilayah gambut (lahan basah), dengan sendirinya padi yang ditanam di Kabupaten Banjar mempunyai ciri dan karakteristik tersendiri yaitu terlihat buliran biji padi yang panjang dan kecil-kecil. Dengan nama jenis padinya yaitu Karang Dukuh, Siam, Unus, Unus Mutiara dan sebagainya.
Perkembangan Pemasaran Komoditas Tanaman Pangan
Komoditas Tanaman Pangan yang diproduksi di Kabupaten Banjar umumnya masih untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten sendiri. Pemasaran komoditas tanaman pangan umumnya terjadi antar Kecamatan maupun kabupaten. Komoditas tanaman pangan yang telah dipasarkan antar Provinsi diantaranya adalah beras, pisang dan jeruk. Pemantauan harga komoditas tanaman pangan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Agribisnis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura terbagi atas dua kegiatan, yaitu pemantauan harga ditingkat petani dan ditingkat konsumen/eceran.
[/wptabcontent][/wptabs]
[/wptabcontent][wptabtitle]Perkebunan[/wptabtitle][wptabcontent]
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkalikali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Tanaman karet merupakan tanaman perkebunan yang tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia. Karet merupakan produk dari proses penggumpalan getah tanaman karet (lateks). Pohon karet normal disadap pada tahun ke-5. Produk dari penggumpalan lateks selanjutnya diolah untuk menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber, SIR) dan produk turunannya seperti ban, komponen, dan sebagainya. Hasil karet biasa dimanfaatkan atau diolah menjadi beberapa produk antara lain adalah : RSS I, RSS II, RSS III, Crumb Rubber, Lump, dan Lateks. Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks segar, slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin. Selanjutnya produkproduk tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah, yangmenghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan dari karet, dan berbagai produk hilir lainnya.
Karet merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diusahakan oleh penduduk Kabupaten Banjar. Dari sisi pemanfaatan lahan, pengusahaan komoditas karet Kabupaten Banjar menempati urutan ketiga di Provinsi Kalimantan Selatan setelah Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan. Sebagai salah satu komoditas tanaman perkebunan yang paling dominan dan potensial di Kabupaten Banjar, saat ini luas areal karet mencapai 19268 Ha dengan produksi mencapai 10.732 ton/ha. Adapun jenis produksi olahan karet meliputi: lump mangkok/slab 7.620/tahun, sol sepatu dan PTPN XIII Danau Salak, sit asap atau rubber smoker sheet (RSS = 3.624 ton/tahun) yang kemudian dikembangkan menjadi bahan setengah jadi misalnya latex pekat dan lem.
Areal perkebunan didominasi oleh perkebunan karet rakyat, yaitu kebun karet yang dikelola masyarakat baik secara mandiri maupun sebagai plasma perkebunan yang ada di kabupaten Banjar (PTPN XIIIDanau Salak dan PT. Banua Lima Sajurus). Areal perkebunan rakyat mencapai 2/3 bagian (67,96%) dari luasan kebun karet yang ada di Kabupaten Banjar. Sedangkan 32% merupakan perkebunan besar.
Komposisi luasan tersebut menunjukan bahwa perkebunan karet rakyat hanyalah sebagian dari wilayah kerja perkebunan besar dalam pola perkebunan inti-plasma. Idealnya, komposisi inti (perkekbunan besar) dan plasma (perkebunan rakyat) adalah 1:10. Kondisi ini menunjukan pula bahwa pada kabupaten-kabupaten lain, terutama yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjar (Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tanah Laut) juga memiliki areal perkebunan karet rakyat yang menjadi kebun plasma perkebunan besar yang ada di Kabupaten Banjar.
Berdasarkan angka tahun 2010 luasan tanaman karet mengalami kenaikan dari 23.044,76 pada tahun 2009 menjadi 23.478,00 ha ditahun 2010. Hal ini berpengaruh pada peningkatan produksi sekitar 1,70% yakni sebesar 12.951,54 ton dibandingkan tahun 2009 sebesar 12.735,00 ton.
Komoditas unggulan lainnya yang dikembangkan di Kabupaten Banjar adalah kelapa sawit. Kelapa sawit ini dikembangkan oleh perkebunan besar swasta yang berinvestasi di Kabupaten Banjar, yaitu PT. Palmina Utama 10.683 Ha, PT. Monrad Intan Barakat 7.958 Ha dan PT. Borneo Indo Tani dengan luas tanaman saat ini 4.582 ha. dan masih diperluas arealnya.
Kelapa sawit di Kabupaten Banjar mulai berproduksi pada tahun 2009, produksi ini akan terus meningkat seiring dengan semakin luasnya kebun yang berproduksi dan juga penambahan areal yang telah ditanami. Disamping pengembangan sawit inti juga dilakukan pengembangan kemitraan plasma-inti, dari 3 (tiga) perusahaan inti diproyeksikan sampai dengan 2018 target kebun plasma seluas 8.000 Ha. Pada tahun 2012 ini akan dilakukan penanaman kebun plasma seluas 600 Ha di Kecamatan Simpang Empat dan 200 Ha pola Bansos.
Nilam (Pogostemon Cablin Benth) adalah suatu tempat semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamil) patchal (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun. Aroma minyak nilam dikenal ‘berat’ dan ‘kuat’ dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.
[/wptabcontent]