BeritaBidang Penelitian, Pengembangan dan InovasiUPT. PUSKESMAS

PUSKESMAS KARANG INTAN 2, LACAK SUSPEK TBC MELALUI INOVASI RAKATI TB

MARTAPURA, Labinovda Kab Banjar, – Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, risiko penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.

Hal tersebut dijelaskan, Jauharatul Maknunah,  dari UPT. Puskesmas Karang Intan 2 kepada tim Laboratorium Inovasi Daerah (Labinovda) Kabupaten Banjar Senin (7/4/2023).

Lebih lanjut Jauharatul mengungkapkan penyakit TB dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah. Dalam hal ini penyakit TBC masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, saat ini penemuan suspek atau terduga penyakit TBC susah dideteksi sejak dini.

“Di UPT Puskesmas Karang Intan 2 perkiraan penderita TBC dengan BTA positif maupun BTA negatif dengan rongent positif dihitung berdasarkan angka target estimasi pada tahun 2022 yang harus ditemukan dan diobati adalah 72 dengan target 70% baru dapat dicapai sebesar 12 0rang atau 17,65% yang ditemukan dan diobati, sedangkan hanya 50 orang dari target 369 orang atau 13,55% untuk penemuan terduga TBC, Maka dari itu segala upaya masih harus terus dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit TBC.” Ujar Jauharatul.

Situasi sebagaimana tersebut menggambarkan bahwa pelaksanaan program TB Paru di UPT Puskesmas Karang Intan 2 jauh dari harapan terutama untuk penemuan penderita baru, sehingga masih diperlukan upaya – upaya yang harus dilakukan agar dapat mencapai target. Ditemukannya pasien TB paru BTA Positif dan pasien TB Anak menunjukkan gambaran kemungkinan adanya penularan TB di sekitar lingkungan penderita sehingga investigasi kontak sangat diperlukan dalam upaya penemuan terduga/penderita TB agar dapat diobati dengan OAT, dan penderita Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) agar segera mendapatkan terapi pencegahan Tuberkulosis (TPT).

“Oleh karena itu kami hadirkan program inovasi  melalui “RAKATI TB” singkatan dari Gerakan Masyarakat Peduli TBC. Rakati atau dalam bahasa Indonesia artinya dengan kesepakatan bersama atau secara mufakat kita bekerja dan bergerak bersama menanggulangi penyakit TBC” tuturnya.

“RAKATI TB” adalah gerakan yang dibentuk dengan melibatkan lintas sektor dan bekerjasama dengan Lembaga swadaya masyarakat dengan cara perekrutan dan pelatihan kader untuk dapat menjangkau masyarakat terdekat dan terkontak dengan penderita untuk dapat menjaring terduga sebanyak-banyaknya dari orang yang bergeja dan tidak bergejala.

“Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan penjaringan Suspek TB di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karang Intan 2 dengan manfaat dapat meningkatnya capaian SPM Program TB Puskesmas, dapat ditemukan terduga dari kontak serumah dan masyarakat yang bergejala, pasien TB mendapat pengobatan sesuai standar (OAT), dan kontak serumah (ILTB) mendapatkan terapi pencegahan Tuberkulosis (TPT), dll” sambungnya lagi.

“Inovasi ini sudah kami diterapkan sejak tanggal 1 September 2022” pungkasnya.(ione/Bappedalitbang)