SINERGI LINTAS SEKTOR JADI KUNCI, PEMKAB BANJAR GELAR FGD EVALUASI PENURUNAN STUNTING
MARTAPURA – Pemerintah Kabupaten Banjar terus memantapkan langkah strategis percepatan penurunan stunting. Hal itu diwujudkan melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Dokumen Evaluasi Konvergensi Stunting, hasil kolaborasi Bappedalitbang Kabupaten Banjar bersama Fakultas Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Kegiatan yang digelar di Aula Ba’aiman tersebut menjadi forum penting untuk menilai efektivitas keterpaduan program lintas sektor yang selama ini berjalan di Kabupaten Banjar.

Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banjar, Nashrullah Shadiq, menegaskan bahwa FGD ini merupakan momentum strategis dalam meninjau kembali keberhasilan serta hambatan pelaksanaan program konvergensi stunting. “Melalui forum ini kita meninjau sejauh mana keterpaduan program antar perangkat daerah telah berjalan, serta mengidentifikasi peluang dan tantangan agar strategi percepatan penurunan stunting semakin tepat sasaran dan berdampak nyata,” ungkapnya di hadapan para peserta.
Lebih lanjut, Nashrullah menyampaikan bahwa kolaborasi bersama Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dan Tim Iney Kementerian Kesehatan sangat penting untuk memperkuat basis evaluasi. Menurutnya, studi lapangan dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan memberikan gambaran riil tentang implementasi program di tingkat tapak, termasuk dampaknya bagi keluarga dan anak di Kabupaten Banjar.
“Sinergi ini membantu kami melihat langsung efektivitas intervensi, bukan hanya di atas kertas, tapi juga di tengah masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa upaya penurunan stunting tidak bisa dikerjakan secara sektoral. Pendekatan konvergensi menjadi kunci agar seluruh intervensi, baik spesifik maupun sensitif, dapat saling menguatkan. Mulai dari sektor kesehatan, sanitasi, pangan, pendidikan, hingga penguatan data. “Koordinasi yang baik dan data terintegrasi menjadi fondasi kebijakan yang benar-benar tepat sasaran,” tegasnya.

Dalam pemaparan, Kepala Fakultas Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Meilla Dwi Andrestian, menjelaskan bahwa penyusunan dokumen evaluasi ini melibatkan dua tahapan FGD strategis. Tahap pertama mengulas kondisi kependudukan dan kesehatan sebagai dasar arah kebijakan, sementara tahap keduayang dilaksanakan saat iniberfokus pada finalisasi dokumen sekaligus validasi data bersama lintas stakeholder.
Tim peneliti juga menegaskan perlunya kelengkapan data sekunder dan primer mencakup indikator kesehatan, demografi, gizi, sanitasi, hingga capaian program 8 Aksi Konvergensi sebagai basis analisis.


Melalui sesi diskusi dan tanya jawab, seluruh peserta yang hadir menunjukkan komitmennya mendukung percepatan penyediaan data dan penyempurnaan rekomendasi kebijakan. Sebab, dokumen evaluasi ini nantinya akan menjadi pijakan strategis dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting, sekaligus acuan perumusan kebijakan pembangunan manusia yang lebih terarah.
Menutup kegiatan, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappedalitbang, Fara Hayani, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang solid. “Dengan adanya FGD hari ini, kita tidak sekadar menyusun dokumen, tetapi membangun komitmen bersama untuk memastikan setiap anak di Kabupaten Banjar dapat tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing.(Ione/Brigade Bappedalitbang)

