BeritaBidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

TEH POCI DIHARAPKAN DAPAT MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PENYEBARAN HIV DI WILAYAH GAMBUT

LABINOV – Angka pengidap HIV/AIDS di Kalimantan Selatan hingga Juni 2017, angka Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mencapai 1.864 orang. Ironisnya, pengidap terbanyak adalah kelompok usia muda antara 20 sampai dengan 29 tahun. Kabupaten Banjar saat ini berada di posisi ke-4 pengidap HIV terbanyak di Kalsel. Perkembangan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Banjar mengalamii peningkatan dibanding dengan beberapa tahun sebelumnya. Jumlah kasus HIV-AIDS di Kabupaten Banjar dari tahun 2005 sampai 2018 ada sebanyak 138 kasus yang terdiri dari 105 HIV dan 35 AIDS. Kasus yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Gambut sebanyak 3 kasus yang Positif HIV dari tahun 2017 sampai Februari 2019, sehingga Puskesmas Gambut ikut serta dalam upaya pencegahan penangulangan HIV/AIDS

Puskesmas Gambut sebagai salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Banjar ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dengan mengadakan program inovatif TEH POCI (Temukan Orang HIV melalui Kelompok Kunci) yang diinovatori oleh Rendra Furwanto tenaga kesehatan UPT Puskesmas Gambut. Program inovatif ini berisi tentang kegiatan VCT, penyuluhan tentang HIV/AIDS ke kelompok berisiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular HIV yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penangulangan HIV/AIDS ini.

Kepada Labinov Rendra, menjelaskan bahwa tujuan inovasi untuk melakukan pencegahan dan penangulangan kasus HIV/AIDS di masyarakat, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Gambut, deteksi Dini Kasus Penderita HIV/AIDS,   Pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak, meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular HIV tentang HIV/AIDS dan penyakit Infeksi  Menular Seksual (IMS) dan melakukan kegiatan screning secara terus menerus pada kelompok kunci.

“Adapun manfaatnya bagi masyarakat adalah untuk  mengetahui cara penularan penyakit HIV/AIDS dan masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan untuk tes HIV/AIDS di tempat pelayanan kesehatan sedangkan bagi Puskesmas  untuk mengurangi cakupan kasus penderita dengan HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Gambut” jelasnya.

“Diharapkan kelompok kunci memahami pencegahan dan penularan HIV/AIDS dan target penyuluhan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV/AIDS dapat tercapai serta tercapainya target pelayanan kesehatan bagi kelompok berisiko infeksi HIV/AIDS 100% di akhir tahun,” tutupnya (ADB/Bappedalitbang)