UNTUK MENGUBAH PERILAKU POSITIF KPM BAPPELITBANG BANJAR LAKUKAN PEMBELAJARAN PERENCANAAN KE YOGYAKARTA
MARTAPURA – Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sebuah program yang bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan antar generasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mengubah perilaku yang kurang mendukung dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah berupaya merubah perilaku penerima bantuan sosial, baik melalui pengetahuan bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun perlindungan terhadap anak.
Dalam rangka perlunya pendamping dalam upaya peningkatan pengetahuan guna mengembangkan perilaku positif Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ada di Kabupaten Banjar. Bappelitbang Banjar melalui Sub Bidang Sosial Budaya dan Kependudukan pada bidang Sosbud dan SDM Rabu (17/10), melaksanakan studi perencanaan ke Bappeda Kota Jogyakarta.
Kunjungan tersebut bukan tanpa alasan, sebab Kota Yogyakarta mendapatkan predikat terbaik tingkat nasional dalam pelaksanaan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau yang disebut juga dengan program Family Development Sessions (FDS) yang bertujuan untuk merubah perilaku keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH) kearah positif dengan pengetahuan.
Rombongan yang diketuai M Syuhadak selaku Plt Sekretaris Bappelitbang Banjar disambut langsung Kepala Bappeda Kota Yogyakarta Ir. Edy Muhammad.
Syuhadak menjelaskan maksud kedatangannya, dimana Bappelitbang Banjar ingin belajar mengenai perencanaan pelaksanaan PKH yang ada di Kota Yogyakarta. Selan itu juga ingin tahu mengenai data dan informasi terkait progran FDS serta mengenai pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang.
“Mengenai PKH nantinya hasil studi ini akan kami sampaikan kepada pendamping KPM Program Keluarga Harapan yang ada di Kabupaten Banjar” jelas Syuhadak.
Untuk menjawab maksud tersebut Edy Muhammad menjelaskan bahwa untuk PKH ada data Basis Data Terpadu (BDT) yang dari kementerian Sosial yaitu by name by andress dan ada pendataan kemiskinan dari Dinas Sosial. “Kedua data tersebut dihimpun jadi satu dan diambil intersection atau data irisan, berdasarkan data tersebut nantinya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bisa menentukan langsung objek atau orang-orang yang masuk didalam data irisan tadi untuk dilibatkan dalam kegiatan SKPD-nya” jelasnya.
Kepala Bappeda yang terkenal ramah ini, banyak menjelaskan hingga detail mengenai penanganan PKH ditempatnya. “Saya menyambut gembira akan kedatangan Bappelitbang Banjar yang ingin belajar di tempat kami, semoga hasil pembelajaran ini dapat di Implementasikan di Kabupaten Banjar” ungkap Edy.
Kegiatan studi pembelajaran dan perencanaan ini tak hanya diikuti bidang sosbud, kegiatan ini juga diikuti sub bidang data dan informasi, bagian keuangan serta pengelolaan barang milik daerah bappelitbang banjar.(ADB/Bappelitbang)