UPAYAKAN PENURUNAN KASUS STUNTING, PUSKESMAS GAMBUT KEMBANGKAN INOVASI ‘LINTING POSYANDU’
LABINOV – Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGS adalah status gizi anak balita merupakan kelompok yang rentan mengalami kurang gizi, salah satunya adalah stunting (pendek) merukapan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang yang ditunjukan dengan nilai z score tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB) menurut umur (TB/4) kurang dari -2 SD.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pemantauan status gizi (PSG) di wilayah Puskesmas Gambut dari tahun 2016 status gizi TB/U adalah pendek : 6,58% dan sangat pendek : 3,16% kemudian tahun 2017 pendek : 3,29% dan sangat pendek : 1,55% adalah menurun, kemudian tahun 2018 naik lagi menjadi pendek 4,3% dan sangat pendek 2,1%.
Dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah Puskesmas Gambut Program Gizi mengembangkan program inovasi yang dikenal dengan istilah LINTING POSYANDU yaitu Penganganan Stunting Berupa Aksi Peduli Stanting Berbasis Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU).
Inovasi yang diinovatori Elly Yanny, ini bertujuan untuk meningkatkan kehadiran Ibu dan Balita ke Posyandu, memberikan penyuluhan mengenai Gizi Balita, memberikan PMT pemulihan pada Gizi kurang dan mendeteksi Balita dini Gizi kurang dan stunting.
Melalui LABINOV, Elly menuturkan bahwa manfaat meningkatkan peran aktif Ibu Balita dan Ibu Hamil ke Posyandu, Kelas Bumol dan Kelas Balita dalam memantau pertumbuhan Balita dan menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan Kesehatan Balita dan Ibu Hamil.
“Dengan Linting Posyandu, kedepannya kita mentargetkan agar persentase balita underweight menurun, persentase balita wasting menurun, persentase balita stunting menurun, persentase balita yang tidak naik berat badannya 2x berturut-turut menurun, persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) menurun dan persentase ibu hamil anemia juga menurun,” tutup Elly. (ADB/Bappeda Litbang)