BeritaBidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

UPT PUSKESMAS GAMBUT HADIRKAN INOVASI TAPILA

LABINOV – Guna menanggulangi faktor-faktor yang berpengaruh pada kesakitan ibu dan bayi serta mendorong keterlibatan suami dalam menjaga kehamilan ibu seperti mengantarkan untuk memeriksakan kehamilan, mengingatkan jadwal pemeriksaan dan menanyakan hasil pemeriksaan, serta memberikan pengetahuan kepada suami tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan dan 3 T dalam persalinan ( terlambat merujuk, terlambat sampai ke fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan penanganan ). UPT Puskesmas Gambut melakukan inovasi Peningkatan Derajat Kesehatan Ibu Dan Anak Melalui Kegiatan TAPILA (tanggung Jawab Pihak laki-laki) di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut yang diinovatori langsung oleh Kepala UPT Sugeng Riyanto.

Dalam wawancara singkat Sugeng mengatakan, berdasarkan data Wilayah Kerja Puskesmas Gambut terdiri dari 12 Desa dan 2 Kelurahan dengan jarak tempuh dari Puskesmas induk 1 sampai dengan 1,5 jam dan 2 Desa berstatus sebagai Desa terpencil, untuk kegiatan pelayanan kesehatan hanya dilakukan oleh 1 ( satu ) tenaga bidan desa yang berdomisili atau tinggal di desa tersebut, angka kematian ibu untuk Kecamatan Gambut pada tahun 2014 ada 4 ibu, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 tidak ada, kemudian untuk kematian bayi pada tahun 2014 sebanyak 10 bayi,  pada tahun 2015 sebanyak 4 bayi dan pada tahun 2016 sebanyak 2 bayi.

“Begitu juga dengan untuk kasus KEK ( kekurangan energi kaori ) pada ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 73 orang, pada tahun 2015 sebanyak 92 orang, dan pada tahun 2016 sebanyak 35 orang. Kemudian untuk kasus anemia pada ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 192 orang, pada tahun 2015 sebanyak 217 orang, dan pada tahun 2016 sebanyak 94 orang,” ujarnya.

“Masalah utama yang harus di selesaikan atau setidaknya mengurangi permasalahan yang sering di hadapi oleh masyarakat Kecamatan Gambut dan petugas kesehatan antara lain 1). Masih tingginya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi ( Kecamatan Gambut peyumbang  no 2 Kecamatan dengan  angka Kesakitan dan Kematian Ibu dan Bayi terbanyak untuk Kabupaten Banjar ). 2). Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi untuk melakukan pemeriksaan rutin kepada petugas kesehatan. 3).  Kurangnya kesadaran keterlibatan pihak suami dalam memberikan dukungan terhadap istri yang sedang mengandung, ketika proses persalinan dan masa nifas, 4). Terlambatnya mengambil keputusan untuk bersedia dilakukan rujukan ke rumah sakit bagi ibu dan bayi yang berisiko, 5). Masih rendahnya kesadaran, pemahaman, perlindungan serta penghargaan bagi perempuan dan remaja putri di wilayah Kecamatan Gambut, 6). Masih tingginya porsentase kaum perempuan di Kecamatan Gambut yang hanya berpendidikan tamat sekolah dasar. 7). Masih banyaknya di temukan kasus kekerasan pada rumah tangga bagi kaum perempuan, 8). Masih rendahnya cakupan ASI Ekslusif di wilayah Kecamatan Gambut,” Jelasnya.

Diterangkan Sugeng bahwa inovasi ini berrtujuan untuk menanggulangi  faktor-faktor  yang  berpengaruh  pada  kejadian  kesakitan  dan  kematian  ibu  dan  anak  di  wilayah  kecamatan Gambut,  meningkatkan derajat gizi mulai dari remaja putri,ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas, bayi dan balita di wilayah kecamatan Gambut, mencegah terjadinya pertumbuhan kerdil ( Stunting ) bagi anak di wilayah kecamatan gambut, meningkatkan pemberian Susu Eklusif selama 6 bulan bagi ibu menyusui di wilayah kecamatan gambut dll.

“Diharapkan  inovasi ini nantinya berdampak terhadap akses ke pelayanan kesehatan guna meningkat kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah / isu kesehatan yang berkembang di masyarakat serta meningkat kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap akses layanan kesehatan  yang berbasis masyarakat,’ pungkasnya (ADB/Bappeda Litbang)